Media Mandalika – Calon Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, mengungkapkan rencananya untuk mengembangkan penerbangan domestik dan internasional menuju Pulau Lombok. Jika terpilih sebagai Gubernur, ia menargetkan mulai bekerja pada tahun 2025 dan merencanakan untuk mengadakan konferensi internasional di NTB pada tahun 2027. Dua tahun pertama akan difokuskan untuk mempersiapkan infrastruktur berstandar internasional.
Lalu Iqbal menjelaskan bahwa untuk menarik lebih banyak penerbangan murah dan internasional ke Lombok, diperlukan upaya agar wisatawan datang sepanjang tahun, dari 1 Januari hingga 31 Desember. Menurutnya, tidak bisa hanya mengandalkan turis yang datang pada musim-musim tertentu seperti musim dingin atau liburan sekolah.
Ia menyarankan agar strategi yang diadopsi adalah dengan fokus pada penyelenggaraan kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE). Dengan menggelar acara-acara yang menarik peserta dari berbagai negara atau setidaknya secara nasional, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung.
Lalu Iqbal juga menyebutkan bahwa pemerintah pusat, khususnya kementerian-kementerian, sebaiknya mengadakan minimal satu acara besar di Lombok setiap tahun. Dengan begitu, apabila jumlah penumpang stabil sepanjang tahun, harga tiket penerbangan akan cenderung turun karena meningkatnya persaingan antar maskapai.
Terkait penerbangan internasional, Lalu Iqbal mengingatkan bahwa keberhasilannya tidak hanya bergantung pada jumlah penumpang, tetapi juga pada kargo yang dibawa. Di NTB, pesawat-pesawat seringkali hanya membawa penumpang tanpa kargo, padahal dalam industri penerbangan modern, pendapatan maskapai lebih banyak berasal dari kargo.
Untuk mendukung pariwisata, ia berencana memperbanyak acara MICE sepanjang tahun, sehingga sektor-sektor terkait seperti penyewaan mobil, pemandu wisata, dan hotel dapat berkembang. Namun, Lalu Iqbal mengakui bahwa fasilitas konvensi yang memenuhi standar internasional masih sangat terbatas di NTB, berbeda dengan Bali yang memiliki banyak fasilitas tersebut.
Lalu Iqbal juga menyoroti bahwa saat ini penerbangan ke Lombok cenderung penuh hanya dari Mei hingga Agustus, dan kembali sepi dari September hingga November, sebelum ramai lagi pada Desember hingga awal Januari. Karena sifat musiman ini, maskapai penerbangan seringkali harus menaikkan harga tiket untuk menutupi biaya operasional selama periode sepi, sehingga dibutuhkan intervensi untuk menciptakan arus wisata yang stabil sepanjang tahun.
Ia juga menegaskan bahwa penerbangan adalah bisnis swasta yang harus memperhitungkan keuntungan, dan bukan lembaga sosial yang bisa diminta untuk membuka rute tertentu hanya karena alasan solidaritas. Oleh karena itu, setiap keputusan penerbangan harus didasarkan pada analisis pasar yang matang.