MEDIA MANDALIKA – Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia mengatakan bahwa dunia politik Indonesia saat ini akan ada banyak kejutan.
Fahri Hamzah menganggap situasi politik saat ini masih sangat dinamis dan memungkinkan adanya kejutan-kejutan baru hingga 19 Oktober 2023.
Tanggal ini menandai pembukaan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden. Potensi kejutan ini bisa mengubah peta politik yang ada saat ini, termasuk mengenai tiga calon presiden yang muncul saat ini, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, serta kemungkinan munculnya figur-figur baru.
Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa keberadaan tiga calon presiden ini sejauh ini telah menciptakan kelompok-kelompok yang lebih rasional dalam politik. Hal ini berbeda dengan masa lalu, di mana situasinya cenderung ekstrem.
Namun, ia juga menekankan bahwa situasi politik masih sangat dinamis, dan masih ada potensi munculnya kejutan-kejutan baru.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Dilirik PBB Untuk Jadi Cawapres Prabowo
Fahri Hamzah berharap agar masyarakat bisa mengelola situasi politik dengan bijak untuk menghindari konflik seperti yang terjadi pada pemilihan presiden sebelumnya. Ia menekankan pentingnya berpikir secara rasional dan tidak terlalu dipengaruhi oleh sentimen dalam menghadapi pemilu mendatang.
Menurut Fahri, semua pihak harus memprioritaskan kepentingan nasional, sehingga pemilu dapat berjalan dengan damai, aman, dan tanpa adanya polarisasi yang merugikan masyarakat.
Ia juga menjelaskan bahwa Partai Gelora Indonesia mendukung Prabowo Subianto karena menginginkan kelanjutan program nasional yang sudah berjalan, seperti pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (IKN) dan proyek kereta cepat.
Sementara itu, Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, menyatakan bahwa rekonsiliasi dan legasi telah menjadi citra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Hal ini telah membuat elektabilitas Prabowo relatif stabil dan tinggi, jika kita bandingkan dengan Ganjar dan Anies Baswedan.
Hanta Yuda juga berpendapat bahwa jika Pilpres 2024 ada tiga pasangan calon, maka Prabowo dan Ganjar Pranowo akan masuk ke putaran kedua, sementara Anies Baswedan tidak memiliki potensi untuk memenangkan pemilu.
Baca Juga: Pengamat: Skenario Jokowi Kacau Jika Demokrat ke Prabowo
Elektabilitas Anies Baswedan masih jauh di belakang, meskipun ia telah berpasangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sebagai calon wakil presiden.
Selain itu, Hanta Yuda mengamati bahwa Presiden Jokowi terlihat mendukung secara bersamaan Ganjar dan Prabowo, yang sebenarnya menguntungkan Prabowo. Hal ini karena Jokowi tidak sepenuhnya mendukung Ganjar, yang merupakan kader PDIP.
PDIP, menurut Hanta, cenderung tidak bersikap tegas terhadap Sikap Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dalam konteks ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belum secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada calon presiden tertentu, meskipun mereka sering muncul dalam deklarasi dukungan partai-partai Koalisi Indonesia Maju kepada Prabowo.