MEDIA MANDALIKA – PBB mendorong otoritas Afghanistan agar memberi dan membuka kesempatan sekolah bagi anak-anak perempuan di sana.
Dennis Francis, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengeluarkan seruan pada Kamis (28/9) untuk otoritas Afghanistan agar mempertimbangkan ulang kebijakan larangan anak perempuan dan perempuan mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Francis menggarisbawahi bahwa hak-hak anak perempuan dan perempuan Afghanistan, serupa dengan hak laki-laki, adalah hak asasi manusia yang tak boleh hilang, dan harus hormat serta menjaga dengan sungguh-sungguh.
“Karena itu, saya mendesak otoritas Afghanistan agar mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan memungkinkan anak perempuan untuk bersekolah dan menerima pendidikan yang mereka butuhkan. Dengan begitu, mereka dapat berperan aktif dalam membangun komunitas dan masyarakat mereka sendiri,” ungkap Francis.
Baca Juga: Presiden Korsel Ancam Akan Akhiri Rezim Korut
Ia menegaskan bahwa partisipasi anak perempuan dapat memberikan nilai tambah dalam memperkuat Afghanistan, menjadikannya negara yang kokoh dan bersatu, sesuatu yang mereka yakini oleh seluruh warga negara.
Francis menilai larangan tersebut, sebaliknya, hanya akan melemahkan negara dan bukan tindakan yang memperkuatnya.
Francis mengemukakan bahwa Afghanistan saat ini adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang anak perempuannya untuk mengakses pendidikan.
“Dalam konteks global, larangan ini adalah sesuatu yang tak masuk akal. Ini adalah anachronism atau sesuatu yang tidak sesuai dengan zaman. Dan anachronism perlu perbaikan,” tegasnya.