Media Mandalika – Warga Dusun Penanggak Lauq, Desa Persiapan Penanggak, Batulayar, Lombok Barat (Lobar) terpaksa harus mendatangi kantor camat untuk mendapatkan air bersih. Karena wilayah mereka sering mengalami kekeringan, warga secara swadaya mengumpulkan uang untuk membayar bahan bakar mobil bak terbuka milik warga lain yang akan membantu mengangkut air. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk konsumsi dan kebutuhan rumah tangga.
“Tiga kali sehari kami harus turun naik mengambil air untuk masyarakat,” kata Mirzan, salah seorang warga Penanggak, saat mengambil air di Kantor Camat Batulayar beberapa hari yang lalu. Dia mengakui bahwa saat ini beberapa dusun di Desa Persiapan Penanggak terkena dampak kekeringan, termasuk Dusun Penanggak Lauq.
Sebanyak 200 kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan ini. Air bersih yang diambil di kantor camat Batulayar digunakan untuk kebutuhan maksimal tiga sampai empat hari ke depan.
Banyak warga yang menitipkan tandon dan jeriken untuk mengangkut air bersih yang diambil di kantor camat menggunakan mobil bak terbuka. Warga hanya perlu mengeluarkan iuran untuk mengganti biaya bahan bakar. “Warga patungan membeli bensin sebesar Rp5 ribu,” tambah Mirzan.
Mereka bersyukur bahwa Pemerintah Kecamatan Batulayar telah menyediakan sumber air yang bisa diakses secara gratis, sehingga banyak mobil bak terbuka milik warga yang bergantian mengambil air. Namun, keterbatasan kapasitas pengangkutan membuat jumlah air yang dibawa juga terbatas.
Solusi ini diakui tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan seluruh warga setempat. “Jadi siapa yang cepat datang dia yang dapat duluan air bersih,” tuturnya.
Terkait rencana bantuan sumur bor yang akan dibangun di kawasan Penanggak, dia mengakui bahwa saat ini masih terkendala sulitnya menjangkau kedalaman mata air. Pihaknya juga sudah melaporkan kesulitan air bersih ini kepada BPBD. “Sudah, tapi kami diminta untuk bersurat dulu untuk mendapatkan bantuan air bersih,” pungkasnya