Media Mandalika – Polda NTB berhasil membongkar jaringan peredaran magic mushroom, yaitu jamur tahi sapi yang bisa menyebabkan halusinasi, di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara. Kombes Pol Deddy Supriadi, Direktur Reserse Narkoba Polda NTB, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menangkap enam tersangka, mulai dari penjual di sebuah bar hingga pemasoknya.
Salah satu tersangka terakhir yang ditangkap berinisial IA, yang diduga merupakan pemilik toko bernama Idamart. Berdasarkan barang bukti, keterangan saksi, ahli, dan petunjuk di lapangan, IA diduga memasok magic mushroom ke salah satu bar di Gili Trawangan.
Kasus ini pertama kali terungkap pada Februari 2024, ketika polisi menangkap MRF dan MY di sebuah bar di Gili Trawangan. Saat itu, petugas menyita puluhan paket olahan magic mushroom, dan MRF serta MY terungkap sebagai peracik minuman berbahan jamur tersebut di bar bernama Mr Bean.
Pengembangan kasus MRF dan MY membawa polisi ke AZ dan R, yang merupakan pengelola bar tersebut. Mereka diduga memasukkan magic mushroom ke dalam menu bar, dan berhasil ditangkap pada April 2024. Dari penangkapan AZ dan R, peran O, seorang kasir di Idamart, juga terungkap sebagai perantara penjualan magic mushroom milik IA.

Penyidikan kemudian mengarah ke IA, yang diduga mendapatkan magic mushroom dari Lombok Tengah, bukan hasil budidaya sendiri. Saat ini, keenam tersangka ditahan di Rutan Polda NTB, dan mereka dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) dan/atau Pasal 111 ayat (1) juncto Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika. IA khususnya dikenakan Pasal 132 ayat (1) terkait persekongkolan dalam peredaran magic mushroom di Gili Trawangan.